20 Februari 2016

Menggabungkan Niat Beberapa Ibadah

كيف تكسب أجوراً متعددة بعمل واحد؟

Bagaimana caranya mendapatkan banyak pahala dengan satu amalan?

 قال ابن القيم: تداخل العبادات في العبادة الواحدة، باب عزيز شريف لا يعرفه إلا صادق الطلب، متضلع من العلم، بحيث يدخل في عبادة يظفر فيها بعبادات شتى، وذلك فضل الله يؤتيه من يشاء. (الفوائد ص363).

Ibnul Qayyim berkata: Menggabungkan (niat) beberapa ibadah ke satu ibadah, merupakan perkara agung lagi mulia. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali hamba yang jujur, memiliki ilmu yang luas, karena ia mampu memasukkan beberapa ibadah ke dalam satu ibadah secara bersamaan. Dan semua ini merupakan karunia Allaah yang diberikan kepada siapa yang dikehendaki. (Al-Fawaaid, hal. 363. Lih juga Al-Jawabul Kaafi)


ففي النافلة الواحدة تستطيع جمع أربع نيات:
تحية المسجد، وسنة الظهر، وسنة ما بين الأذان والإقامة، وسنة الوضوء.

Dan dalam satu ibadah (shalat) sunnah, bisa terkumpul di dalamnya empat niat: tahiyyatul masjid, sunnah (rawatib) dzuhur, sunnah di antara adzan dan iqamat, dan sunnah (syukrul) wudhu.

 قال السعدي: (من نعمة الله أن العمل الواحد يقوم مقام أعمال، فإذا دخل المسجد وقت حضور الراتبة وصلى ركعتين، ينوي أنهما الراتبة وتحية المسجد حصل له فضلهما.
وكذلك إذا اجتمعت سنة الوضوء معهما، أو مع أحدهما، أو صلاة الاستخارة، أو غيرها من الصلوات). (القواعد والأصول الجامعة ص 90).

Berkata Syaikh As-Sa'di: Di antara nikmat Allaah adalah bahwa sebuah amalan dapat (diniatkan) menjadi beberapa amal sekaligus. Bila seseorang masuk masjid pada waktu shalat rawatib, lalu ia shalat dua rakaay, dengan niat shalat rawatib dan tahiyyatul masjid secara bersamaan, maka ia akan mendapatkan keutamaan kedua shalat tersebut. Begitupun bila ia menggabungkan niat sunnah syukrul wudhu di dalam niat keduanya, atau salah satunya, atau shalat-shalat selainnya. (Al-Qawaid Wal Ushul Al-Jaami'ah, hal. 90)

 التداخل بين العبادات على أقسام:

Tadaakhul (menggabungkan niat) untuk beberapa ibadah terbagi ke dalam beberapa bentuk:

1- تداخل بين نفل مقصود ونفل غير مقصود: التداخل بين راتبة الفجر وتحية المسجد، وهذا جائز.

1. Menggabungkan niat ibadah nafilah maqshud dan nafilah ghayru maqshud: seperti menggabungkan shalat rawatib Shubuh dengan tahiyyatul masjid, ini diperbolehkan.

2- تداخل بين نفلين غير مقصودين: كتحية المسجد وسنة الوضوء، فهذا جائز ولو تعدد المنوي.

2. Menggabungkan niat dua ibadah nafilah ghayru maqshud, seperti tahiyyatul masjid dan sunnah wudhu, maka hal ini juga diperbolehkan, bahkan walau tergabung beberapa niat yang banyak sekligus.

3- أن يكون بين نفلين مقصودين لذاتهما: كراتبة الظهر القبلية والبعدية فهذا ممنوع.
(ينظر: التداخل بين الأحكام د.خالد الخشلان ص407)، وهي رسالة ماجستير مفيدة.

3. Menggabungkan dua ibadah nafilah maqshud secara dzatnya: sepertj rawatib dzuhur, menggabungkan antara qabliyah dan ba'diyah, maka ini terlarang. (Lihat: At-Tadaakhul baynal Ahkaam, Dr. Khalid Al-Khusylaan, hal. 407)

 معنى كونها غير مقصودة: (أن يكون المقصود بالعبادة مجرد الفعل، والعبادة نفسها ليست مقصودة، مثاله: تحية المسجد، إذا دخل مع الإمام في صلاة الفريضة أجزأت عن التحية، لماذا؟ لأن المقصود أن تصلي ركعتين عند دخول المسجد). (ينظر: لقاء الباب المفتوح لابن عثيمين 51/15).

Makna dari istilah ghayru maqshud adalah: bahwa tujuan dari ibadah tersebut berkaitan dengan perbuatan, sedangkan ibadahnya sendiri (secara dzatnya) bukan tujuan yang utama. Contohnya: tahiyyatul masjid. Bila seseorang shalat (masuk masjid) dan mendapati imam telah shalat fardhu maka ia boleh mengikuti imam dan meniatkannya sekaligus dengan shalat tahiyyatul masjid. Mengapa? Karena tujuan tahiyyatul masjid adalah shalat dua rakaat saat ia memasuki masjid. (Lihat Liqaa'ul Baabil Maftuuh Libni Utsaymin 51/15)

Sumber: Channel Telegram Media Syam @Media_sy

Diterjemahkan oleh: Abu Ezra

Tambahan:

Ibadah maqshud dapat dikatakan ibadah muqayyadah, yakni yang telah ditentukan waktu dan tempatnya. Sedangkan ibadah ghayru maqshud dapat pula dikatakan ibadah muthlaqah karena tidak terikat dengan waktu dan tempat (selain tahiyyatul masjid), melainkan terikat dengan aktivitas tertentu yang ibadah tersebut menjadi ada bila aktivitas itu ada dan tidak ada bila aktivitas itu tidak ada.

Wallaahu a'lam.

*********

Learn Tajwid Online: WhatsApp, Telegram, FB, Twitter, and Video Call.

Mentor: Abu Ezra Al-Fadhli

Contact Us:

WhatsApp / Telegram: +62 823 1901 7000
Fan Page: Online Tajwid
Twitter: @OnlineTajwid
Telegram Channel: telegram.me/onlinetajwidinfo
Email: onlinetajwid.info@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.