09 November 2015

Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi: Penyebab Naik Turunnya Iman

Penyebab Naik Turunnya Iman
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi
Jum’at, 16 Muharram 1437 H
Masjid Jami’ Al Insan Patal Senayan



Materi

》Semua amalan dibangun atas keimanan.

Abu Bakr Ash Shiddiq adalah manusia terbaik setelah para nabi. Beliau sahabat yang kaya (tidak seperti Abu Hurairah yang pernah menahan lapar) tapi beliau lebih utama darinya, beliau tidak banyak meriwayatkan hadits, beliau tidak banyak terkena luka saat berperang seperti sahabat lain, beliau juga tidak meninggal syahid seperti khalifah-khalifah setelahnya, beliau meninggal biasa tapi beliau lebih utama dari mereka.

Kenapa? Apa rahasianya beliau mengungguli para sahabat itu?

Abdullah Bin Muzani berkata: Abu Bakr Ash Siddiq tidaklah mengungguli mereka dengan banyaknya sholat, tidak pula dengan banyaknya puasa. Akan tetapi ia mengungguli mereka dengan sesuatu yang ada di hatinya (iman).

Umar Bin Khattab: Seandainya iman seluruh umat ini ditimbang dibandingkan dengan iman Abu Bakr Ash Siddiq maka masih berat timbangan iman Abu Bakr.

Inilah kenapa iman sangat penting. Allah melihat apa yang ada di hati kita.

HR Muslim: "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk, rupa dan harta benda kalian, tetapi Allah memperhatikan hati dan amal-amal kalian."

》Sehingga sangat penting untuk mempelajari tambahan dan kurangnya iman.

Apa Itu Iman?

Secara bahasa:

- Sebagian ulama mengatakan iman adalah pembenaran .
- Sebagian ulama termasuk Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa secara bahasa iman adalah pembenaran tentang sesuatu yang kita tidak tahu (ghaib).

Secara syariat:

》Dilihat dari dua sisi.

- Ketika berdiri sendiri (iman saja), mencakup semua hal dalam agama kita dari keyakinan, ucapan dan amal perbuatan.

》Oleh karena itu ulama mendefinisikan apa yang diucapkan dengan lisan, diyakini di hati dan diamalkan dengan perbuatan bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.

QS. Al Anfal 2 – 4:

Ayat 2: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal."

Ayat 3: "(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka."

Ayat 4: "Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia."

Di sini iman disandingkan dengan amalan sholat dan shadaqah.

Shahih Bukhari dan Shahih Muslim: Rasulullah shallalahu alaihi wasaalam bertanya, "Tahukah kalian, apa yang dimaksud dengan iman kepada Allah?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman kepada Allah itu adalah kamu bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah -sembari beliau menghitungnya satu dengan jarinya- dan mendirikan sholat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan hendaknya kalian menyerahkan seperlima dari hasil rampasan perang.”

Di sini juga iman digandengkan dengan amalan (sholat puasa zakat).

Iman ketika disandingkan dengan Islam.

Iman berkaitan dengan keyakinan dan Islam berkaitan dengan perbuatan.

HR Arbain ke-2: "Dari Umar Radhiallahu anhu juga dia berkata: Ketika kami duduk-duduk di sisi Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa Sallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya.

Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lalu menyandarkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam) dan meletakkan kedua tangannya di atas dua pahanya (Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam) seraya berkata: “Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam?” Maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam: “ Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu.“ Kemudian dia berkata: “Anda benar.“

Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang  membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “Beritahukan aku tentang Iman.“ Lalu beliau bersabda: “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.“ Kemudian dia berkata: “Anda benar.“...."

》Iman berhubungan dengan keyakinan dan lisan berhubugan dengan anggota badan.

Iman Itu Naik Turun

QS Al Anfal 2: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal."

Ulama berkata tidaklah sesuatu itu bertambah pasti bisa juga berkurang.

Hadits: Tidaklah berzina seorang pezina ketika dia berzina dalam keadaan imannya sempurna.

Abdullah bin Imam Ahmad, "Aku pernah mendengar orang bertanya pada ayahku tentang murji’ah. Imam Ahmad berkata, ”Iman itu mencakup ucapan dan amalan bisa bertambah dan berkurang. Apabila ia melakukan maksiat seperti zina dan minum khmar imannya berkurang.”

Inilah keyakinan ahlus sunnah wal jamaah. Berbeda dengan:

》Murji’ah: Berkata ketika Islam bahwa iman selalu sempurna tidak naik turun, seperti iman nabi dan malaikat.

》Khawarij: Orang yang melakukan dosa besar kafir dan kekal di neraka.

》Mu’tazilah: Orang yang zina dan khmar tidak Islam tidak juga kafir, dia ada diantara keduanya dan sama menghukumi pelaku dosa besar kekal di neraka.

Itulah kenapa iman sangat penting karena iman yang akan menyelamatkan di hari akhir.

QS. Asy-Syu'ara 88-89: "(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, (biqolbin saliim)"

Hal-hal yang menambah keimanan (menurut Syaikh Abdul Razak dalam bukunya)

#1 Belajar ilmu yang bermanfaat (ilmu syar’i)

》Ilmu bisa membuat dada luas selapang lapangnya.
》Sesungguhnya yang paling tepat untuk menambah keimanan adalah belajar ilmu yang manfaat yang didasari kitabullah dan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam.

#2 Memperhatikan ayat-ayat kauniyah

》Memperhatikan ayat-ayat tentang alam semesta

Contoh :

QS Al Ghasiyah 17 – 20: "Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?"

#3 Bersungguh-sungguh dalam beramal sholeh (ikhlas karena Allah)

Pembahasan point: Ilmu yang bermanfaat

Pintu-pintu ilmu syar’i:

- Membaca al qur’an dan tadabur

QS Muhammad 24: "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?"

QS An Nisa 82: "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya."

》Membaca tidak hanya sekedar membaca, tapi mentadaburinya.

HR Bukhari dan Muslim: "Rasulullah berkata, “Baca al qur’an.” Ibn Mas’ud berkata, “Apa aku membaca untukmu padahal al qur’an ini turun untukmu.” Rasulullah berkata, “Aku suka mendengar bacaan al qur’an dari selainku.”  Kemudian Ibn Mas'ud membaca An Nisa ayat pertama sampai An Nisa ke-41

فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰؤُلَاءِ شَهِيدًا

Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).

Dan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam berkata, “Cukup.”" Ternyata Abdullah Bin Mas’ud melihat Rasulullah shallallahu alaihi wassalam menangis.

Inilah, ketika kita membaca dengan tadabur akan memberi pengaruh besar pada jiwanya bahkan sampai menangis.

Abu Bakr Shiddiq sebagaimana dikatakan Aisyah, “Abu Bakr Shiddiq adalah seorang yang mudah menangis, dia tidak bisa menahan air matanya ketika membaca al qur’an.”

Abu Bakr adalah orang yang penuh ilmu dan itu karena al qur’an .

Umar bin khattab, Abdullah Bin Shaddab sholat di belakangnya,  Umar adalah seorang yang tegas bahkan syaithon pun takut kepadanya tapi senantiasa menangis ketika membaca al qur’an. Abdullah Bin Shaddab berkata, “Aku mendengar beliau membaca surah Yusuf ketika jadi imam, dan mendengar rintihan tangisnya, padahal aku di shaf belakang dan aku masih bisa mendengar rintihan tangisnya.”

Dan ini berpengaruh dalam kehidupan sehari hari orang yang bertadabur.

Kisah dua orang sahabat sedang menjaga kamp perang, satu anshar dan satu muhajirin. Mereka bergantian menjaga, kemudian ketika giliran anshar jaga muhajirin tidur. Orang anshar sholat, ia dipanahi musuh musuh tapi tetap membaca al qur’an.  Ketika muhajirin bertanya, “Kenapa engkau tidak memberitahuku dan berhenti?“ Anshar itu berkata, “Aku sedang membaca al qur’an dan aku tidak ingin memutusnya karena hal ini.”

Mengenal nama-nama Allah yang baik dan sifat sifatnya yang tinggi.

》Nama Allah ada 99 nama

Allah memiliki 99 nama siapa yang memahaminya dan menghafalnya maka ia akan masuk syurga.

》Tadaburi nama Allah.

Sebagai contoh, nama Allah “Al Alim” kita mentadaburi, bahwa ilmu Allah tidak diawali bodoh dan tidak pernah lupa.

QS Al An’am 59: "Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).”

》Inilah luasnya ilmu Allah, daun jatuh saja tahu di seluruh dunia.

Seorang ulama menggambarkan seorang di tengah lautan, di kegelapan lautan, di kegelapan malam, sendirian dan melemparkan benda kecil Allah tahu tempatnya. Padahal ini kegelapan di dalam kegelapan di dalam kegelapan.

Inilah luasnya ilmu Allah, maka dengan mengetahui luasnya ilmu Allah ini maka kita akan semakin tambah imannya dan yakin senantiasa diawasi Allah. Sebagai contoh:

Sebagaimana kisah Umar Bin Khattab ketika sedang patroli tidak sengaja mendengar percakapan seorang penjual susu dan anaknya.

Ibunya: “Campurlah susu dengan air.”
Putrinya: “Tidakkah kau takut pada Umar?”
Ibunya: “Wahai putriku, Umar tidak lihat.”
Putriku: ”Wahai ibuku sesungguhnya Allah Rabb-Nya Umar melihat kita.”

- Memperhatikan sejarah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam.
- Memperhatikan keindahan agama Islam itu dari semua sisi.

HR Ad-Daruquthni: “Islam itu tinggi dan tidak ada yang mengalahkan ketinggiannya.”

- Membaca sejarah Salaful Ummah

Sebab Berkurangnya Iman

Sebab dari dalam:

- Kebodohan
- Lalai berpaling dan lupa
- Jiwa yang mengajak perbuatan buruk
- QS Yusuf 53; ".. sesungguhnya nafsu (jiwa) itu selalu menyuruh kepada kejahatan.."
- Ulama: "Jiwa itu seperti anak kecil harus dipaksa dahulu biar nantinya akan menjadi suatu kebiasaan."
- Paksalah jiwa kita untuk beramal sholeh agar senantiasa terbiasa untuk beramal sholeh sampai bertemu Allah di surga.
- Melakukan perbuatan maksiat dan dosa.

Sebab dari luar:

- Syaithon. Syaithon adalah musuh kita jangan jadikan sebagai teman.
- QS Fathir 6: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), .."
- Dunia dan fitnahnya.
- Kawan kawan yang buruk. Cari yang sahabat yang bisa menambah keimanan kita karena sahabat sangat cepat pengaruhnya terutama dalam keburukan.

Pembahasan point:  Kebodohan  (Jahl)

Ibn Taimiyah: "Orang yang tahu dalam makanan yang lezat tapi ada racunnya dia tidak akan memakannya."

》Begitu juga orang bodoh, dia tidak tahu apa yang ia amalkan akan berpengaruh buruk baik di dunia dan akhirat sehingga dia tetap melakukannya.

Kebodohan adalah sumber kesyirikan dan maksiat. Contoh:

Ketika orang kafir meminta Rasulullah shallallahu alaihi wassalam dengan kejahilannya untuk berbagi dalam menyembah Allah di dua hari dan kembali menyembah berhala di hari kemudian . Maka Allah menurunkan firmanNya:

QS Az Zumar 64: Katakanlah: "Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang tidak berpengetahuan?"

Kebodohan itu:

- Bisa mencelakakan diri sendiri.

- Contoh kisah pembunuh yang membunuh 99 nyawa ketika bertanya apakah bisa bertaubat pada rahib ahli ibadah tapi dia tidak berilmu sehingga mengatakan dia tidak bisa bertaubat mengakibatkan dia terbunuh.

- Bisa membunuh orang lain.

HR Abu Dawud: Dari Jabir, ia berkata, “Kami pernah keluar pada saat safar, lalu seseorang di antara kami ada yang terkena batu dan kepalanya terluka. Kemudian ia mimpi basah dan bertanya pada temannya, “Apakah aku mendapati keringanan untuk bertayamum?” Mereka menjawab, “Kami tidak mendapati padamu adanya keringanan padahal engkau mampu menggunakan air.” Orang tersebut kemudian mandi (junub), lalu meninggal dunia. Ketika tiba dan menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kami menceritakan kejadian orang yang meninggal tadi. Beliau lantas bersabda, “Mereka telah membunuhnya. Semoga Allah membinasakan mereka. Hendaklah mereka bertanya jika tidak punya ilmu karena obat dari kebodohan adalah bertanya. Cukup baginya bertayamum dan mengusap lukanya.”

- Bisa mencelakakan umat.

- HR Bukhari: "Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara langsung dengan mengambilnya dari para hamba, tetapi dengan mewafatkan para ulama. Sampai bila tidak menyisakan satu orang pun, maka manusia mengangkat pemimpin yang bodoh. Mereka ditanya, maka mereka memberi fatwa tanpa dasar ilmu, sehingga dia sesat dan menyesatkan."

Tanya Jawab

- Dzikir dengan hati apakah bisa menumbuhkan iman?

Dzikir itu dengan lisan dan dibarengi hati (harus komat kamit) sebagaimana di al qur’an  disebutkan nabi Zakaria berdzikir dan berdoa dengan bibir yang gemetar.

Jika dalam hati itu tafakur.

Dzikir tentu menambah keimanan.

HR. Tirmidzi:  ““Hendaklah lisanmu senantiasa basah dengan berzikir pada Allah.”

QS Al Baqarah 152: "...ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu,..."

》Mengingat Allah dengan berdzikir

- Apakah nama nama Allah 99 saja?

Memang ada hadits bahwa Rasulullah  shallallahu alaihi wassalam berdoa dengan asma Allah yang tidak termasuk 99 nama.

Nama Allah tidak terbatas.

Syaikhul Islam: Nama-nama Allah tidak dibatasi dengan jumlah tertentu.

Bagaimana menggabungkan dengan hadits yang Allah memiliki 99 nama.

Menurut ulama: Seperti  perkataan seseorang mau mengatakan misal: “Saya mau sedekah, saya siapkan 40 ribu untuk sedekah.” Maka uang orang itu tidak hanya 40 ribu. Sehingga nama 99 itu adalah sebagian nama Allah yang memang untuk kita ketahui dan kita pahami.

Bagaimana jika orang-orang  menganggap kita ekstrem?

Ekstrem atau lembut atau lunak itu suatu sesuatu yang nisbi (relatif).

Harus dikembalikan apa definisi ekstrem?? Misal jika karena berjenggot, lalu apakah para nabi dan rasul yang pakai jenggot ekstrem?

Kisah Ibrahim Bin Anham bertemu Yahudi yang membawa anjing. Orang Yahudi itu berkata, “Hai Ibrahim apakah jenggotmu itu lebih suci dari anjingku ini.” Ibrahim bin Anham tertawa, “Seandainya jenggot saya yang masuk surga maka jenggotku lebih suci dari anjingmu dan jika anjingmu yang masuk surga maka anjingmu lebih suci.“ Akhirnya Yahudi itu masuk Islam.

Maka jangan marah bersikap lemah lembutlah karena mereka tidak paham.

Maka melihat keras atau tidaknya harus dilihat dari contoh  Rasulullah shallallahu alaihi wassalam apakah berlebihan  melebihi syariat dan sunnah beliau atau tidak. Karena berlebihan haram dalam Islam dan itu yang memusnahkan umat dahulu.

---

Resume kajian "Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi: Penyebab Naik Turunnya Iman" ini dari catatan @oelpha_hasana yang ditulis di blogny, https://oelpha.wordpress.com/2015/10/30/penyebab-naik-turunnya-iman/, Adapun posting yang R10 salin dari blog Oelpa Hasana ini telah R10 edit, misalnya memperbaiki tulisan agar diusahakan sesuai kaidah EYD. Pengeditan juga dengan melengkapi "kekurangan" yang ada, misalnya bila tidak disebut siapa yang meriwayatkan hadits tersebut, R10 coba lengkapi dengan menambahkan periwayat haditsnya, Ada juga hadits yang tidak disebutkan periwayatnya, R10 cari dan ganti dengan hadits serupa yang ada periwayatnya.

Bila ada kesalahan dari R10 atau catatan Oelpha Hasana, mohon dimaafkan. Kebenaran dari dan hanya milik Allah. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.