17 November 2015

Ustadz Arham bin Ahmad Yasin: Kenapa Harus Quran?

Bismillah wa-lḥamdulillāh, waṣṣalātu wassalāmu ‘alā nabiyyinā muḥammad, amma ba’du. Ustadz Arham bin Ahmad Yasin memberikan kajian "Kenapa Harus Quran?" Dalam acara GHIRAH by LPQ Al Hurriyyah 071115 @Audit GMSK.


Kita mulai dengan membaca basmalah dan doa belajar untuk memulai kajian singkat ini. Bismillahirrahmanirrahim. Robbisyrohlii shodrii wa yassir lii amrii wah lul uqdatammillisaanii yafqohuu qoulii.

1. Pentingnya Mencintai Qur'an

Seperti janji Allah bahwa di akhirat kelak, Allah akan mengumpulkan kita bersama apa yangg kita cintai. Bertemu dengan apa atau siapa yang kita cintai di akhirat kelak itu pasti, tapi bertemu dimana? Itu yang perlu dipertimbangkan.

Maka cintailah yang jelas-jelas kebaikannya agar kita bersama apa dan siapa yang kita cintai di surgaNya.

2. Orang Yang Teristimewa

Orang yang mengajarkan Al Quran dan orang-orang yang mencintai Quran.

Derajat interaksi dengan Quran:

1. Membenarkan
2. Tilawah
3. Tafakur
4. Mengamalkan
5. Mengajarkan
6. Tahfidz

Menghafal seluruh Quran hukumnya fardhu kifayah, menghafal sebagian hukumnya wajib. Ini merupakan cara Allah menjaga keutuhan Al Quran dari jaman dulu hingga sekarang. Yaitu Allah jadikan adanya orang-orang yang serius belajar Al Quran. Allah telah memilihnya untuk menjaga Al Quran.

Firman Allah dalam surat Al Qamar (ayat ke-17, 22, 32, dan 40).

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

"Walaqod yassarnal qur'ana lidzikri fahal mim muddakir."

"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?"

Makna "Laqod Yassarnal Qur'an"

1. Allah mudahkan lafadznya untuk tilawah dan dihafal. Semakin benar bacaan qurannya akan semakin mudah. Jika kita sulit berlama-lama dengan qur'an sebelum kita mencari faktor eksternal, lihatlah faktor internal yaitu kebenaran dari bacaan kita.
2. Allah mudahkan untuk dihafal.
3. Maknanya mudah dipahami dan ditadaburi.

Masalahnya? Apakah kita mau? Bentuk interaksi kita dengan Al Quran jangan dibanding-bandingkan satu dengan yang lain. Tapi teruslah dikerjakan. Seringnya ada yang bilang, "Quran-kan yang penting diamalkan. Percuma bacaan bagus ga diamalkan?"

Ini hanya justifikasi untuk menutupi kemalasan memperbaiki bacaan. Pengamalan itu jelas. tetapi ada di dalam qur'an, (Surat Al-Muzzammil ayat 4):

وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا

"Warottilil qur'ana tartila."

"Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan."

Ayat ini juga harus diamalkan.

Berusahalah menjalankan seluruh bentuk interaksi dengan Quran. Semua butuh proses, butuh pengorbanan. jangan pernah berharap suatu hasil tanpa proses. ini sunnatullah. Nihil bacaan bagus tanpa belajar. Nihil menghafal tanpa murojaah. Inilah istimewanya. Proses-proses yang dilalui. mujahadahnya. semakin mendekatkannya dengan Quran. Inilah generasi yang dimuliakan di hari kiamat.

Satu huruf sama dengan sepuluh kebaikan. Jika kita mengulangnya 70 kali maka pahalanya semakin banyak. Semakin sulit kita belajar quran, mahroj, menghafal dan sebagainya, bisa jadi Allah menghendaki kita mendapat kebaikan lebih banyak.

Bukan masalah cepat atau tidaknya suatu hasil bersama quran dicapai. Tapi SEBERAPA LAMA KITA MAMPU BERTAHAN BERSAMA QURAN? Ini yang disebut "Shohib Qur'an". Keluarga Allah di dunia.

Pertanyaan Klasik Bulan Ramadhan

Lebih penting mana perbanyak mengkhatamkan atau memperbagus bacaan?

Kenapa pertanyaan ini selalu muncul? Karena ia belum mampu memberikan waktu lebih untuk quran. PASTI pengorbanan waktu itu harus kita berikan jika ingin mendapatkan quran.

Shohib quran itu bertingkat-tingkat. Ayat awal dan akhir Surat Thaahaa menjelaskan dengan menarik terkait quran.

Allah tegaskan dalam awal Surat Thaahaa

طه
مَا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَىٰ

"Thaha ma anzalna 'alaikal qur'ana litasqo."

"Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah."

Tabiat quran itu mudah dan memudahkan. Kebalikannya, "Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (Surat Thaahaa ayat 124)

Ayat selanjutnya tentang percakapan di akhirat nanti,

"Berkatalah ia: 'Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?'" (Surat Thaahaa ayat 125)

"Allah berfirman: 'Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan.'" (Surat Thaahaa ayat 126)

Hadist Nabi

Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu, "Allah menjamin orang yang membaca Quran, tidak akan tersesat di dunia dan tidak celaka di akhirat."

Sabda Nabi, "Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan Al Quran dan merendahkanya dengan Al Quran."

Allah mengukur derajat seseorang berdasarkan interaksinya dengan Quran.

Penutup

Demikianlah kajian singkat membahas "Kenapa Harus Quran?" Berdasarkan kajian Ustadz Arham bin Ahmad Yasin.

Terima kasih untuk yang sudah menyimak tulisan ini. Maaf kalau ada yang salah, itu dari saya. Kalau yang benar dari Allah. Mari kita tutup dengan bacaan hamdallah, istighfar dan doa kafaratul majelis.

سُبْحـانَكَ اللّهُـمَّ وَبِحَمدِك، أَشْهَـدُ أَنْ لا إِلهَ إِلاّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتوبُ إِلَـيْك

Subhanakallahumma wabihamdika Asyhadu alla ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.”

Barakallahuli wa lakum. Wassalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.