01 Juni 2015

Saat Umat Islam Membalas

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du. Tulisan kali ini mengambil judul "Pembalasan Umat Islam". Ide didapat dari kajian Shaykh Zahir Mahmood.


Di zaman perang salib, saat tentara salib menaklukan Al Quds (Jerusalem). Mereka mengambil bayi dari tangan ibunya dan menghantam kepalanya ke tembok. Kemudian tentara salib mengumpulkan orang-orang di masjid lalu membantai mereka. Kisah ini bersumber dari sejarah Kristen.

Saat Shalahuddin Al Ayyubi membebaskan Jerusalem. Tidak ada balas dendam. Orientalis, Stanley Lane Poole mengatakan, pemimpin muslim (Shalahuddin Al Ayyubi) menunjukkan arti dari pengampunan (mercy).

Saat pasukan muslim menemukan gereja yang menurut umat kristen merupakan tempat nabi Isa alaihis salam dikubur. Mereka berkata kepada, "Ya Shalahuddin, mari hancurkan gereja ini. Kita tidak mempercayai bila nabi Isa (alaihis salam) dikubur disini. Mari hancurkan gerejanya. dan perang pun akan berakhir.".

Perang salib merupakan perang terlama dalam sejarah, kurang lebih berlangsung selama 200 tahun. 6 juta tentara kristen tewas dan korban di pihak muslim tak kalah banyak. pasukan muslim berkata, "Mari hancurkan gereja ini dan perang pun selesai."

Apa yang kemudian dikatakan Shalahuddin Al Ayyubi?

"Seseorang yang lebih baik dariku. Membebaskan Al Quds dan ia tidak menghancurkannya. Maka akupun juga tidak akan menghancurkannya." Siapakah orang yang dimaksud? Ia adalah Umar bin Khattab radhiallahu anhu.

Saat nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam memimpin Fathu Makkah. Setelah 10 tahun mengasingkan keluar dari Makkah, nabi dan sahabat-sahabatnya dari kaum muhajirin kembali ke Makkah. Umat muslim telah menjadi sangat kuat. Penduduk Makkah tidak melakukan perlawanan, mereka tidak sanggup melawan.

Saat memasuki Makkah, nabi dan kaum muhajirin terkenang berbagai penderitaan yang mereka alami. Mereka melihat kembali tempat Sumayyah radhiallahu anha syahid. Mereka melihat kembali jalan-jalan yang digunakan untuk menyeret Bilal radhiallahu anhu. Mereka terkenang kembali peristiwa pemboikotan penduduk Makkah.

Seorang sahabat, Saad radhiallahu anhu berkata, "Hari ini adalah hari pertumpahan darah. Hari ini adalah hari pembalasan." Hal ini sampai kepada rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan kemudian memanggil Saad radhiallahu anhu.

Nabi kemudian berkata, "Hari ini adalah hari kasih sayang. Hari ini adalah hari pengampunan." Saat kaum muslimin dan musyrik dikumpulkan bersama-sama di Kabah. Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata, "Apa yang kalian harapkan dariku?" Mereka menjawab, "Engkau adalah saudara yang mulia. Ayahmu adalah orang yang mulia. Kakekmu adalah orang yang mulia. Engkau adalah orang terhormat"

Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata, "Pergilah kalian! Sesungguhnya kalian telah bebas! Tidak ada pembalasan atas kalian.”

Itulah contoh sikap pembalasan yang terpuji dari umat Islam. Semoga kita bisa menerapkan sikap terpuji tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita maafkan orang-orang yang telah menyakiti kita di masa lalu.

Barakallahu li walakum fil qur’anil hakim wa nafa’na wa iyyakum bil ayati wa dzikril hakim. Wassalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.